Iklan Billboard 970x250

Kisah Mahasiswa Bidikmisi, Biasa Makan Nasi Garam Untuk Menyambung Hidup

Kisah Mahasiswa Bidikmisi, Biasa Makan Nasi Garam Untuk Menyambung Hidup


Iman Taufik Ramadhan dan Sajidin, ia tampak lahap menyantap makan siangnya. Menu kali ini ada nasi, ikan, telur, dan sayur. “Enak ini, ikannya juga jauh lebih besar,” ujar Iman, mahasiswa semester III Ilmu Peternakan Unpad mengomentari keberadaan Kantin Saridhona di Unpad, Jatinangor, Senin (25/3/2019).

Keberadaan kantin ini bagi mahasiswa penerima Bidikmisi seperti dirinya merupakan angin segar karena mahasiswa bisa makan sepuasnya, bayar seikhlasnya di segala situasi. Sebab bukan cerita aneh jika penerima beasiswa Bidikmisi kesulitan makan. Ini karena uang saku sebesar Rp 650.000 per bulan kerap telat cair, keterlambatan ini tidak jadi soal. Namun, hal itu jarang terjadi karena penerima beasiswa Bidikmisi rata-rata berasal dari keluarga tidak mampu dari sejumlah daerah.

Banyak orangtua melepas dan memberikan kepercayaan penuh kepada sang anak untuk menjalankan kuliah begitu diterima kuliah dengan bantuan dana Bidikmisi. Karena itu, ketika uang beasiswa telat cair, para mahasiswa ini harus memutar otak agar tetap bisa bertahan.

“Kalau saya beli telur (satu) kemudian digoreng dan dibagi tiga. Masing-masing untuk makan pagi, siang, dan malam,” ungkap Iman sambil tertawa.

Ia masih terbilang beruntung. Sebab beberapa temannya mengalami hal lebih sulit. Ada yang sengaja main ke rumah temannya yang tinggal di Bandung untuk menumpang makan. Ada pula yang membuat air putih dicampur garam dan vetsin sebagai kuah campuran nasi. Bahkan, ada juga yang memilih menahan lapar.

Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Posting Komentar

Iklan Tengah Post